http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/issue/feed UNUSIA CONFERENCE 2021-06-09T09:45:31+00:00 Mutia Anindita conference@unusia.ac.id Open Journal Systems <p style="text-align: justify;">National e-Conference 2021 “Respons Akademisi terhadap Isu Kenegaraan dan Kemasyarakatan Masa Kini: Perspektif Psikologi dan Sosiologi” merupakan kegiatan kolaborasi dari Program Studi Psikologi dan Sosiologi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta. Kami mengadakan kegiatan ini untuk menanggapi situasi dinamis kenegaraan , kebangsaan , dan kemasyarakat sebagai bagian tugas dari kalangan akademisi . Lebih jauh , tanggapan tersebut diharapkan dapat menghadirkan pemahaman atau insight baru mengenai situasi mutakhir masyarakat dan negeri kita.</p> http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/186 Gambaran Dukungan Keluarga, Keterhubungan dengan Komunitas dan Resiliensi pada Transpuan Dewasa Awal 2021-06-03T09:19:54+00:00 Otty Mulijaty Purwodihardjo ottylia.ther@gmail.com Evi Sukmaningrum evi.sukma@atmajaya.ac.id <p style="text-align: justify;">Transpuan hidup&nbsp; dalam kemiskinan dan kesenjangan serta mengalami diskriminasi dan tindak kekerasan. Resiliensi yang bersumber dari dukungan keluarga dan keterhubungan dengan komunitas sangat dibutuhkan transpuan. Penelitian ini hendak melihat secara deskriptif variabel dukungan keluarga, keterhubungan dengan komunitas, dan resiliensi pada transpuan dewasa awal. Sebanyak 205 transpuan berusia 26-35 tahun yang tergabung di dalam tiga komunitas transpuan di Jabodetabek&nbsp; menjadi partisipan melalui pengambilan sampel yang ditentukan dengan teknik <em>convenience sampling. </em>Penelitian ini menggunakan <em>self report</em> kuesioner yaitu alat ukur CD-RISC-25 untuk melihat resiliensi, sub skala <em>perceived</em> <em>family support </em>dari skala MSPSS untuk melihat persepsi dukungan keluarga, dan sub skala <em>community connectedness</em> dari skala GMSR untuk mengukur keterhubungan dengan komunitas.. Hasil analisis data&nbsp; menunjukkan bahwa mayoritas transpuan berpendidikan terakhir SMA, berdomisili di Jakarta, berprofesi sebagai pekerja salon, pekerja seks, dan pengamen. Rata-rata transpuan bergabung di dalam satu komunitas, namun terdapat 34,1% bergabung di dalam lebih dari satu komunitas. Sebagian besar transpuan memiliki resiliensi tinggi, memiliki dukungan keluarga tinggi dan tingkat keterhubungan dengan komunitas tinggi.</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/188 Persoalan Perkembangan dan Kesehatan Mental Anak Usia 6-12 Tahun Pada Masa Pandemi COVID-19: Analisis Hasil-hasil Penelitian Lintas Budaya 2021-06-09T09:45:31+00:00 Desnawaty Tinambunan desna.tinambunan@gmail.com Nadia Agniaty nadia.agniaty@gmail.com Yessica Ekayuni yessica@kapsy.net <p style="text-align: justify;">Covid-19 telah membawa banyak perubahan pada tatanan kehidupan manusia di seluruh penjuru dunia. Pandemi yang sudah berlangsung selama kurang lebih satu tahun ini secara tidak langsung menyebabkan berbagai gejolak, salah satunya adalah kesehatan mental anak. Pemerintah berupaya menghentikan penyebaran Covid-19 dengan memberlakukan beberapa kebijakan seperti belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah. Kebijakan ini tentu mengejutkan masyarakat tak terkecuali bagi anak dalam usia 6-12 tahun (<em>middle childhood</em>) yang pada dasarnya di usianya saat ini, mereka sangat membutuhkan interaksi sosial dengan lingkungan sekitarnya. Dengan ruang gerak yang serba dibatasi kesehatan mental akan menurun. Terlebih lagi situasi ekonomi dan fasilitas yang terbatas dalam menunjang pembelajaran dari rumah akan membuat anak merasa cemas, stress, dan depresi. Tujuan dari penulisan ini adalah ingin mengupas lebih dalam mengenai kesehatan mental anak pada tahap <em>Middle Childhood</em> di masa pandemi Covid-19 dilihat dari fungsi-fungsi perkembangan fisik, kognitif, psikososial dan emosi yang terjadi di berbagai negara. Sistem ekologi yang melingkupi anak seperti yang dikemukakan Bronfenbrenner menunjukkan bahwa pengalaman takut, cemas, stress, dan kesepian orang tua dan masyarakat akan mempengaruhi kesejahteraan psikologis anak-anak usia 6-12 tahun ini. Pada bagian akhir tulisan, penulis menawarkan langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan keluarga sebagai unit terpenting dan terdekat anak untuk menjaga kesehatan mental anak dalam kaitannya dengan budaya Indonesia.&nbsp;</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/190 Hubungan Strategi Coping Stress dengan Motivasi Belajar pada Siswa SMAN 96 Jakarta Barat dalam Pembelajaran Jarak Jauh Selama Masa Pandemi 2021-05-28T20:03:12+00:00 Humairo Ummu Syarifah Humairo.elok16@gmail.com <p style="text-align: justify;">Sejak bulan Maret 2020, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) mulai menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh di seluruh segmen pendidikan akibat adanya pandemi Covid-19 di Indonesia. Sistem pembelajaran jarak jauh memberikan dampak stres serta menurunnya motivasi belajar pada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara strategi coping stres dengan motivasi belajar pada siswa SMAN 96 Jakarta Barat dalam pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Teknik sampling yang digunakan yaitu <em>accidental sampling </em>dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 249 siswa di SMAN 96 Jakarta Barat. Alat ukur strategi coping yang digunakan yaitu berasal dari teori Lazarus &amp; Folkman dengan dimensi <em>Problem Focused Coping </em>dan <em>Emotion Focused Coping</em>. Sedangkan pada alat ukur motivasi belajar, digunakan teori dari Sadirman dengan dimensi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berdasarkan hasil analisis <em>pearson product moment correlation </em>didapatkan hubungan positif yang signifikan antara strategi coping dengan motivasi belajar pada siswa SMAN 96 Jakarta Barat dengan nilai korelasi sebesar r = 0,709 pada p = 0,000 (p &lt; 0,005). Selain itu peneliti melakukan analisis hubungan antara <em>problem focused coping </em>dan <em>emotion focused coping </em>terhadap motivasi belajar siswa dengan perolehan nilai r pada <em>problem focused coping </em>terhadap motivasi belajar sebesar 0.719 &gt; r tabel 0.126 hasil ini menunjukan bahwa terdapat korelasi yang signifikan. Selain itu diketahui nilai r pada <em>emotion focused coping </em>sebesar 0.450 &gt; r tabel 0.126 hasil ini juga menunjukan terdapat korelasi yang signifikan antara <em>emotion&nbsp;&nbsp; focused&nbsp;&nbsp; coping&nbsp;&nbsp; </em>terhadap&nbsp;&nbsp; motivasi&nbsp;&nbsp; belajar.&nbsp;&nbsp; Berdasarkan&nbsp;&nbsp; hasil&nbsp;&nbsp; tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara <em>problem focused coping </em>terhadap motivasi belajar memiliki nilai korelasi yang lebih besar dibandingkan dengan hubungan antara <em>emotion focused coping </em>terhadap motivasi belajar.</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/191 Kemampuan Resiliensi Individu dalam Menghadapi Psychological Distress Siswa-Siswi SMA Jakarta di Masa Pandemi Covid-19 2021-05-28T20:04:54+00:00 Shintia Shintia shintiashintia227@gmail.com Winda Maharani winda@unusia.ac.id <p style="text-align: justify;">Perubahan proses pembelajaran di sekolah semasa pandemik Covid-19 diduga menyebabkan stres dan depresi hingga memicu adanya kasus bunuh diri bagi siswa-siswi peserta didik. Berdasarkan catatan KPAI (2020), terdapat beberapa kasus bunuh diri yang diduga disebabkan oleh depresi karena kesulitan menghadapi banyaknya tugas sekolah daring. Peserta didik membutuhkan kekuatan dalam diri yang mampu menjadi tameng untuk mengurangi dampak stress yang dialami, salah satunya adalah faktor resiliensi diri. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi individu dengan <em>psychological distress</em><em>. </em>Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat <em>psychological distress</em> terhadap kelompok siswa yang memiliki resiliensi tinggi dan resiliensi rendah pada masa pandemi covid-19. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui desain penelitian korelasional dan uji beda <em>independent sample t-test</em>. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Jakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 500 sampel. Alat ukur konstruk resiliensi yang digunakan yaitu <em>Connor Davidson Resilience Scale </em>(CD-RISC) (Davidson, 2003) dan alat ukur <em>psychological distress</em> yang digunakan yaitu HSCL-25 (<em>Hopkins Symptom Checklist</em>-25) (Sandanger 1999). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara resiliensi individu dengan <em>psychological distress</em> pada siswa-siswi SMA Jakarta dengan arah yang negative (r = -0.215. LOS 0,05). Selain itu hasil penelitian juga menunjukan bahwa terdapat perbedaan skor <em>psychological distress </em>yang signifikan antara siswa-siswi SMA Jakarta yang memiliki tingkat resiliensi tinggi dan resiliensi rendah</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/192 Employee Assistance Programme (EAP): Layanan Organisasi dalam Mengurangi Stres Karyawan pada Masa Pandemi COVID-19 2021-05-28T20:06:31+00:00 Yarmmani Yarmmani yarmmani@esdm.go.id Siti Mutia Anindita mutia.anindita@unusia.ac.id Mardiyah Hasanati dyah.san@gmail.com <p style="text-align: justify;">Pandemi virus corona Covid-19 berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya pada kehidupan pekerjaan individu dimana pandemi ini mewajibkan sebagian besar karyawan di seluruh dunia bekerja dari rumah, tentu hal ini menimbulkan masalah baru yang berkaitan dengan permasalahan psikologis. Dampak pandemi terhadap kesehatan mental dapat bertahan lebih lama daripada dampak terhadap kesehatan fisik. Strategi untuk meminimalkan penyebaran virus seperti karantina dapat memiliki dampak negatif, salah satunya adalah dapat menimbulkan gejala stres terkait dengan pekerjaan maupun kehidupan personal. Selain itu, kurangnya kebermaknaan hidup selama pandemi yang disebabkan oleh isolasi sosial membuat individu menjadi stres karena terbatasnya interaksi sosial secara fisik. Hal ini memunculkan pertanyaan bagaimana individu dan organisasi dapat secara proaktif mengambil tindakan untuk mencegah timbulnya stres dalam menghadapi situasi ketidakpastian saat ini. Perkembangan <em>Employee Assistance Programme</em> (EAP) saat ini belum banyak diterapkan pada organisasi di Indonesia sebagai bentuk inisiatif pengadaan layanan kesehatan mental terutama untuk mengurangi tingkat stres karyawan. EAP adalah program yang diberikan kepada karyawan yang meliputi kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi atau menanggapi permasalahan karyawan yang mengganggu kinerjanya. Salah satu contoh penerapan EAP berupa penyediaan konseling untuk membantu karyawan dalam mengatasi masalah psikologis di masa pandemi. Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk menambah kekayaan pengetahuan akan manfaat penerapan EAP pada organisasi khususnya untuk diterapkan di Indonesia, dimana EAP dapat menjadi salah satu solusi bagi organisasi untuk menyediakan program layanan kesehatan mental bagi karyawannya yang memiliki permasalahan psikologis, khususnya permasalahan stres yang dapat berpengaruh pada kinerja karyawan di masa pandemi. Metode yang digunakan adalah studi literatur yang dibatasi pada topik-topik terkait EAP. Studi literatur ini menyatakan pentingnya penerapan program EAP untuk mengatasi permasalahan karyawan terutama dalam pengelolaan stres pada masa pandemi COVID-19.</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/193 Peran Pengasuhan Orang Tua dengan Psychological Distress Remaja Kota Tangerang di Masa Pandemi 2021-05-28T20:07:48+00:00 Rahma Vinda Sari rahmavinda@gmail.com Elmy Bonafita Zahro elmy.bonafita@unusia.ac.id <p style="text-align: justify;">Menurut Dinas Kesehatan Kota Tangerang orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mencapai 5% dari dua juta penduduk di Kota Tangerang pada tahun 2018.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara gaya pola asuh orang tua authoritarian, permissive, authoritative dengan psychological distress pada remaja di Kota Tangerang. Partisipan penelitian ini sebanyak 204 orang responden dengan kriteria remaja berusia 11- 24 tahun dan berdomisili di Kota Tangerang. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Teknik pengambilan sampel di penelitian ini menggunakan non-probability sampling yaitu accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hasil signifikan antara gaya pola asuh orang tua authoritarian, permissive, authoritative dengan psychological distress pada remaja di Kota Tangerang</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/194 Dampak Masa Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Kesetaraan Gender 2021-05-28T20:08:50+00:00 Enny Agustina ennyagustinadua@yahoo.com Ernawati Ernawati ernapertiba76@gmail.com Misnah Irvita ita_calpro@yahoo.co.id Conie Pania Putri coniepania79@gmail.com <p style="text-align: justify;">Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung hingga saat ini, membawa dampak yang sangat memprihatinkan di berbagai bidang seperti kesehatan, perekonomian, dan sosial di Indonesia. Perubahan akibat dampak pandemi tersebut yang kemudian menjadi salah satu ancaman dalam hal kesetaraan gender di Indonesia. Pada penelitian ini penulis akan membahas tentang dampak masa pandemi COVID-19 dalam perspektif kesetaraan gender serta kebijakan penanganan pandemi COVID-19 yang responsif gender terkait perlindungan dan pemberdayaan perempuan. Jenis dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka dari berbagai literatur dengan menelaah buku, artikel di internet, jurnal hukum, majalah dan peraturan perundang-undangan yang relevan dengan masalah yang diteliti. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Penelitian kepustakaan mengumpulkan data dan informasi dengan membaca dan mempelajari buku, majalah, artikel, jurnal, tulisan, dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Pertama, dari aspek kesehatan, perempuan rentan terhadap COVID-19 karena mereka memegang peran utama ekonomi perawatan, dari aspek sosial, akibat aturan bekerja dari rumah, perempuan lebih cenderung menghadapi beban ganda menyeimbangkan produktivitas dan pekerjaan rumah tangga mereka, serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia harus aktif terlibat dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dan apabila telah berperan serta agar dapat mengawal berbagai persoalan diskriminatif gender sebagai dampak COVID-19.</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/195 Mengungkap Beban Ganda pada Ibu di Masa Pandemi Covid-19 2021-05-28T20:10:06+00:00 Yuna Anisa Putri yunaanisaputri@student.ub.ac.id Intan Rahmawati intanr@ub.ac.id <p style="text-align: justify;">Kemunculan pandemi COVID-19 telah memberikan perubahan di berbagai bidang kehidupan seperti bidang ekonomi, politik, pendidikan, sosial, dan budaya. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut adalah penerapan kebijakan pemerintah untuk melakukan segala aktivitas dari rumah. Kebijakan ini bertujuan untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 di Indonesia. Seluruh aktivitas yang sebagian besar dikerjakan di rumah tentu dialami oleh semua elemen masyarakat tak terkecuali ibu dengan beban ganda. Ibu yang menanggung beban ganda merupakan seorang perempuan yang berperan sebagai ibu rumah tangga sekaligus pekerja dimana beban yang dimiliki tidak dibagi seimbang dengan suami. Pembagian beban yang tidak seimbang ini mengakibatkan ibu rentan mengalami gangguan psikologis seperti stres, cemas, bahkan hingga depresi. Selain harus bekerja, semasa pandemi, ibu juga dihadapkan pada tugas domestik seperti mengurus rumah, memasak, melayani suami, serta berkewajiban membantu kelancaran proses belajar dari rumah. Melihat situasi ini, apabila ibu yang memiliki beban ganda tidak mampu menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi maka akan memicu timbulnya gangguan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap penyesuaian diri ibu yang memiliki beban ganda di masa pandemi. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan teknik penentuan informan berupa purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ibu merasakan emosi ketakutan, kekhawatiran tertular COVID-19, dan emosi kemarahan dengan beberapa peran yang dijalankan. Ibu yang memiliki beban ganda selama pandemi merasakan beban yang lebih berat. Beban tersebut berupa tanggung jawab mendidik anak yang belajar dari rumah dan beban pekerjaan yang tidak berkurang selama pandemi bahkan bertambah. Menghadapi permasalahan selama pandemi, ibu yang memiliki beban ganda berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi agar bisa mencapai keadaan yang harmonis.</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/196 Depresi Pada Remaja dengan Electra Complex: Studi Kasus pada Korban Kekerasan Seksual di Karawang 2021-05-28T20:11:31+00:00 Nuram Mubina nuram.mubina@ubpkarawang.ac.id Ulba Mega Agustin ps17.ulbaagustin@mhs.ubpkarawang.ac.id <p style="text-align: justify;">Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi depresi remaja dengan electra complex yang menjadi korban kekerasan seksual. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yaitu studi kasus terhadap seorang remaja perempuan berusia 19 tahun yang berpacaran dengan pria yang berusia 34 tahun lebih tua darinya dan terjebak dalam hubungan yang mengandung unsur kekerasan seksual. Subjek dipilih dengan metode purposive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui observasi dan indept interview mengenai kondisi depresi yang dialami subjek. Metode analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi metode dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan adanya gejala depresi pada diri subjek penelitan. Subjek mengalami kekerasan seksual selama tiga tahun menjalin hubungan romantis. Subjek mengungkapkan pasangannya selalu meminta untuk melakukan aktifitas seksual seperti merayu dengan kalimat bertema seksual, meminta berciuman, melakukan oral sex, dan juga sempat meminta subjek untuk melakukan aktiftas seksual dengan teman pasangannya. Subjek tidak mampu melawan dan selalu kembali memaafkan karena kata-kata persuasif yang disampaikan oleh pasangannya. Kondisi tersebut berdampak pada munculnya gejala depresi seperti kegelisahan, rasa bersalah, sedih, keengganan untuk berinteraksi sosial, menjadi lebih pendiam, sering menangis, murung, merasa enggan untuk berkuliah, dan terus menerus merasa tertekan selama satu tahun terakhir</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/197 Perilaku Ngopi Mahasiswa di Sekitar Kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) pada Masa Pandemi Covid-19 2021-05-28T20:18:12+00:00 Alfan Biroli alfan.biroli@trunojoyo.ac.id <p style="text-align: justify;">Pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020 sampai saat ini masih menggejala di berbagai wilayah yang ada di Indonesia. Di Pulau Madura juga masih terdapat kasus penyebaran covid-19 yang tidak henti. Pemerintah juga menerapkan kebijakan WFH (work from home) yang bertujuan untuk memutus mata rantai virus tersebut. Universitas Trunojoyo Madura juga berperan dalam mendukung pada pencegahan virus corona melalui bekerja dari rumah dan belajar dari rumah. Kondisi demikian tidak sejalan dengan para penikmat kopi yang bisa dijumpai disekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura. Perilaku untuk ngopi pada mahasiswa masih terlihat di masa pandemi covid-19. Kedai kopi yang terlihat selalu penuh menjadikan physical distancing tidak berlaku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku ngopi bagi mahasiswa di masa pandemi covid-19. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif, teknik berupa observasi dan wawancara melalui purposive sampling, sedangkan strategi deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya perilaku ngopi pada mahasiswa yang digunakan untuk minum kopi karena penggemar kopi, berdiskusi dan mengerjakan tugas bersama, menemani teman untuk ngopi, dan kebiasaan yang dilakukan pada keluarga. Adapun pisau analisis menggunakan tindakan sosial max weber yaitu tindakan tradisional, tindakan afektif, rasional instrumental, dan rasionalitas nilai. Walau di masa pandemi covid-19 yang syarat akan adanya anjuran untuk berdiam diri dirumah, tetapi sulit untuk meninggalkan ngopi. Simpulan dalam penelitian ini adalah perilaku ngopi tetap dilakukan disaat adanya pandemi covid-19. Perilaku mahasiswa untuk ngopi sebagai bagian dari motif yang dipilihnya dan mempunyai tujuan dalam mengkonsumsi kopi</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/198 Tes Psikologi Online pada Masa Pandemi 2021-05-28T20:19:38+00:00 Arie Nugroho Yogiasmoro jeremia.arie@gmail.com Angela Oktavia Suryani angela.suryani@atmajaya.ac.id <p style="text-align: justify;">Pandemi Covid-19 membawa banyak perubahan dalam praktek psikologi, termasuk dalam hal pelaksanaan tes psikologi. Pelaksanaan tes psikologi online masih menghadapi beberapa kendala yang antara lain misalnya adalah kesulitan dalam pengawasan, kebocoran soal, dan familiarity peserta dalam pengerjaan tes secara digital. Kendala-kendala ini dapat berdampak pada kualitas dan ketepatan pengukuran itu sendiri. Namun demikian, karena situasi darurat pandemi Covid-19, pelaksanaan tes psikologi online menjadi jalan keluar. Ilmu dan praktik pelaksanaan tes psikologi sendiri sudah dan akan terus mengalami perkembangan baik dari segi keilmuan psikologi maupun dari sisi teknik implementasinya. Dimulai dari tes yang dilaksanakan secara individual, berkembang ke pelaksanaan secara klasikal, hingga saat ini di era digital dengan pelaksanaan tes psikologi online dan bahkan mulai berkembang ke pengukuran dengan digital footprints. Studi literatur ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang dinamika perkembangan tes psikologi online, dan peluang implementasinya. Ketidaksiapan secara umum dalam hal inovasi tes psikologi di Indonesia saat ini membuat respon praktisi dalam menanggapi kondisi pandemi menjadi terbatas. Di era digital saat ini perilaku manusia berubah. Muncul kebiasaan-kebiasaan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Dalam budaya digital saat ini, kita tetap dapat memperoleh tes yang kredibel dengan mengadaptasikannya ke bentuk digital, karena adaptasi tes online bukan sekedar memindahkan soal dan pengerjaan tes dari paper-pencil ke screen komputer atau ponsel, tetapi sungguh didesain untuk situasi digital dengan mempertimbangkan berbagai aspek terkait perilaku digital manusia. Sistem tes psikologi online juga dapat menjadi solusi untuk masalah-masalah yang sebelumnya sulit terpecahkan, seperti misalnya terkait pengumpulan data untuk norma, variasi item dan bentuk tes, dan lain sebagainya. Pengembangan tes psikologi online di Indonesia dapat diwujudkan dengan kolaborasi para akademisi dan praktisi, serta dengan dukungan pemerintah dan ekosistem industri.</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/199 Internalisasi Sosiokultural, Korean Wave dan Kualitas Citra Tubuh Remaja 2021-05-28T20:20:55+00:00 Fitrotun Niswah fitrotunniswah97@gmail.com Elmy Bonafita Zahro elmy.bonafita@unusia.ac.id <p style="text-align: justify;">Dampak globalisasi dan mudahnya akses terhadap informasi melalui internet mempercepat masuknya budaya seperti Korean Wave. Dengan seringnya remaja terpapar drama seri, boyband dan girlband Korea yang menunjukkan tampilan fisik putih, dan langsing serta cara berpakaian seksi diasumsikan mempengaruhi cara remaja memandang citra tubuh mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara internalisasi sosiokultural dengan kualitas citra tubuh pada remaja penggemar Korean Wave di Jabodetabek. Teknik sampling yang digunakan adalah Snowball Sampling dengan jumlah responden sebanyak 140 remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif non-eksprerimental dengan analisis data pearson Correlation dan regresi. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur internalisasi sosiokultural adalah SATAQ-4 (Sociocultural Attitudes Towards Appearance Questionnaire) menurut Thompson (dalam Cash, 2012). Sedangkan alat ukur yang digunakan untuk mengukur citra tubuh menggunakan BIQLI (Body Image Quality of Life Inventory) yang diadaptasi dari Cash dan Fleming (2001). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara internalisasi sosiokultural dengan kualitas citra tubuh (r = 0.093, nilai Sig. 0.05).</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/201 Nilai Nasional Dua Daerah Dengan Histori Gerakan Separatisme 2021-05-28T20:27:29+00:00 Amelia Putri amelia.putri81@ui.ac.id <p style="text-align: justify;">Berangkat dari pendekatan latar belakang historis, etnis Aceh dan etnis Papua diketahui memiliki sejarah gerakan separatisme. Etnis Aceh dengan histori Gerakan Aceh Merdeka (GAM), sedangkan etnis Papua dengan histori Organisasi Papua Merdeka (OPM). Hal ini menimbulkan dugaan adanya penurunan nilai nasional di Indonesia. Meski pergerakan tersebut telah dimulai sejak kurang lebih setengah abad yang lalu, penelitian ini ingin menelisik dan membandingkan sejauh mana orang-orang dari etnis Aceh dan Papua pada hari ini, yang direpresentasikan oleh kelompok dewasa muda, berpegang teguh terhadap nilai nasional yang tercermin dari nilai-nilai pancasila. Dengan persamaan historis tersebut, peneliti menduga tidak adanya perbedaan nilai nasional yang signifikan antara etnis Aceh dan etnis Papua. Desain penelitian komparatif ini melibatkan total 63 partisipan yang terdiri dari 32 partisipan dari etnis Aceh dan 31 partisipan dari etnis Papua berusia 18-25 tahun. Peneliti juga menambahkan karakteristik khusus dari partisipan, yaitu setidaknya memiliki ayah yang berasal dari etnis Papua atau etnis Aceh dan atau menghabiskan masa hidupnya secara dominan di wilayah Papua atau Aceh. Untuk mendapatkan partisipan dengan kriteria yang tepat, penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling di mana partisipan pertama merujuk rekan atau saudaranya yang sesuai dengan kriteria peneliti sebagai calon partisipan. Dengan menggunakan alat ukur Pancasila Scale berbentuk skala likert dengan rentang dari skor 1 (sangat tidak setuju) sampai 6 (sangat tidak setuju), peneliti menemukan perbedaan skor rata-rata nilai nasional yang tidak signifikan antara dewasa muda etnis Aceh dan etnis Papua, t(63) = -0,38, p &gt; 0,05, d = 0.09. Skor rata-rata yang diperoleh cukup tinggi pada kedua kelompok, yaitu di atas 5,3 dari skor maksimal 6.</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/200 Strategi Akulturasi pada Dewasa Muda di Indonesia 2021-05-31T11:06:01+00:00 Dinda Retnoati Rozano Prakoeswa dinda.retnoati@ui.ac.id Eko Aditiya Meinarno meinarno@ui.ac.id <p style="text-align: justify;">Di Indonesia, sebuah negara dengan 17.491 pulau dan 1.340 suku bangsa berbeda memungkinkan terjadinya akulturasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Berry (2005), akulturasi adalah proses dari perubahan budaya dan psikologis yang berlangsung sebagai hasil kontak antara dua atau lebih kelompok budaya dan anggotanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dimensi strategi akulturasi integrasi dan marginalisasi dari konsep akulturasi pada dewasa muda di Indonesia. Responden adalah 260 Warga Negara Indonesia, memiliki minimal dua kebudayaan, usia 20-35 tahun, yang terdiri dari 130 laki-laki dan 130 perempuan. Data dikumpulkan oleh skala Mutual Intercultural Relations In Plural Societies (MIRIPS). Hasil penelitian menunjukkan strategi integrasi (N = 130, SD = 3.20, M = 6.3) dan marginalisasi (N = 130, SD = 4.61, M = 10.28) pada partisipan laki-laki. Hasil penelitian partisipan perempuan pada strategi integrasi (N = 130, SD = 3.14, M = 5.83) dan marginalisasi (N = 130, SD = 3.87, M = 8.52). Baik pada dimensi strategi integrasi maupun marginalisasi, rata-rata skor partisipan laki-laki lebih tinggi daripada partisipan perempuan. Perbedaan hasil kedua gender pada dimensi strategi marginalisasi tergolong signifikan (t = 3,334; p = 0,001; p &lt; 0,05), namun pada dimensi strategi integrasi tidak signifikan (t = 1,292; p = 0.198; p &gt; 0,05).</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/202 Perbedaan Pola Religiositas Orang Tua dalam Keputusan Melakukan Imunisasi Dasar pada Anak 2021-05-31T11:09:20+00:00 Asep Kusnali asepkusnali@yahoo.com Rozana Ika Agustiya rozanaika@gmail.com Teguh Dartanto teguh@lpem-feui.org <p style="text-align: justify;">Sampai saat ini, informasi penolakan imunisasi karena alasan agama masih terbatas dan gambaran cakupan imunisasi di antara pemeluk agama di Indonesia secara aktual belum dapat diketahui. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menyebutkan penyebab anak tidak diimunisasi diantaranya tidak ada ijin dari keluarga sebagai alasan kedua tertinggi setelah adanya kekhawatiran anaknya menjadi panas. Survei ini memberikan dimensi lain bahwa variabel keluarga yang menolak vaksinasi dapat menggambarkan agama dapat menjadi faktor penentu dalam keluarga untuk menolak imunisasi. Tujuan dari kejian ini adalah membuktikan adanya hubungan antara religiositas orang tua dengan keputusan melakukan imunisasi dasar pada anaknya. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional yang menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) Tahun 2007 dan 2014. Unit analisis adalah keluarga yang memiliki anak usia 1-5 tahun kemudian dianalisis menggunakan regresi ordered logistic. Hasil penelitian ini yaitu model tahun 2007 menjelaskan Muslim yang taat akan tetap melakukan imunisasi dasar pada anaknya dan cenderung meningkat menjadi 2 kali serta meningkatkan probabilitas untuk melakukan imunisasi dasar secara lengkap sebesar 16%. Model tahun 2014 menjelaskan Muslim yang taat akan melakukan imunisasi dasar pada anaknya yang cenderung menurun menjadi 0,357 kali dan menurunkan probabilitas untuk melakukan imunisasi dasar secara lengkap sebesar 22,10%. Kesimpulannya adalah adanya hubungan antara religiositas orang tua dengan keputusannya melakukan imunisasi dasar pada anak. Hubungan yang positif terjadi tahun 2007 dan hubungan yang negatif terjadi pada tahun 2014. Perbedaan hubungan tersebut diprediksi adanya perubahan religisoitas individu terhadap program imunisasi dasar, yaitu berdasarkan religious activities dan subjective religious.</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/203 Wawasan Nusantara 2021-05-31T11:11:34+00:00 Arga Ilyasa arga.ilyasa@ui.ac.id <p style="text-align: justify;">Wawasan nusantara merupakan suatu hal yang penting untuk dipahami oleh seluruh rakyat Indonesia. Akan tetapi, sangat disayangkan masih banyak masyarakat Indonesia yang memiliki wawasan nusantara yang rendah. Cara yang paling tepat untuk menanamkan konsep wawasan nusantara ini adalah dengan menyasar kelompok populasi yang paling banyak di Indonesia, yaitu pekerja. Pekerja ini dapat dibagi menjadi dua yaitu, pegawai negeri dan pegawai swasta. Menurut Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2019), seluruh masyarakat Indonesia dihimbau untuk memahami wawasan nusantara, khususnya pegawai negeri. Para pegawai negeri wajib untuk memahami wawasan nusantara, sedangkan untuk masyarakat lainnya pemahaman akan wawasan nusantara hanya himbauan saja. Oleh karena itu, peneliti pun ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan wawasan nusantara antara pegawai negeri dan pegawai swasta. Desain yang digunakan adalah between subject design yang membandingkan 2 kelompok. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berjudul “Skala Wawasan Nusantara” yang dikembangkan oleh Eko A. Meinarno dan Maharani Ardi Putri. Partisipan penelitian ini terdiri dari Pegawai Negeri (N=45) dan Pegawai Swasta (N=147) yang berasal dari kawasan Jabodetabek. Hasil penelitian ini menunjukkan wawasan nusantara pada Pegawai Negeri (N=45, M=5.17, SD=0.56) dan pegawai swasta (N=147, M=4.91, SD=0.61) berbeda secara signifikan (p &lt; 0.05, one tail), dengan skor wawasan nusantara Pegawai Negeri lebih tinggi secara signifikan dibandingkan pegawai swasta. Namun, hasil dan diskusi lebih lanjut sangat diperlukan bagi penelitian selanjutnya</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/204 Penguatan Demokrasi Dalam Politik Identitas Dan Populisme di Indonesia 2021-05-31T11:12:58+00:00 Imron Imron imronputra629@gmail.com Sri Yuliana Srieyuliana2019@gmail.com Virna Dewi virnadewi80@gmail.com Anis Rindiani anissamsung26@gmail.com <p style="text-align: justify;">Berbagai kalangan menilai populisme dengan politik identitas memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam memperkuat demokrasi, dan demokrasi dianggap mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Di satu sisi, politik kerakyatan seolah membangkitkan semangat rakyat yang tertindas atau tertindas oleh rezim otoriter orde baru. Di sisi lain, di sisi lain, gaya politik ini terjebak oleh suara mayoritas, dan orang-orang ini seolah-olah menindas minoritas pada saat yang bersamaan. Dalam kajian ini, penulis akan membahas mekanisme penguatan demokrasi politik dan identitas kerakyatan di Indonesia, serta kendala penguatan politik demokrasi dan populisme di Indonesia. Jenis dan sumber data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui penelitian pustaka atau tinjauan pustaka, dokumen-dokumen tersebut diperoleh dengan cara mereview buku-buku yang berkaitan dengan masalah penelitian, artikel di internet, jurnal hukum, majalah, dan peraturan perundang-undangan. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Library Research Association mengumpulkan data dan informasi berdasarkan bacaan dan telaah buku, majalah, artikel, terbitan berkala, tulisan, serta peraturan perundang-undangan tentang isu-isu yang diangkat dalam penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI dan DPD RI) perlu mengundang tokoh masyarakat dari semua tokoh politik dan agama agar mereka semua bersatu dan memberikan contoh yang baik agar mereka sadar akan hal itu menurutnya. Kesadaran negara membangun kembali persatuan. Negara berdasarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Kendala untuk memperkuat demokrasi adalah pemerintah terlalu cuek dengan heterogenitas masyarakat, dalam heterogenitas ini, saat berlangsungnya pemilu dan partai demokrasi lainnya, menciptakan "jurang pemisah" antar masyarakat. Hal ini sangat berbahaya bila diterapkan di Indonesia yang terdiri dari berbagai ras, agama, ras dan kepercayaan.</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/205 Apakah Penggunaan E-wallet Masa Pandemi Covid-19 Semakin Meningkat di Indonesia? 2021-05-31T11:15:19+00:00 Dewi Mahrani Rangkuty dewimahrani@dosen.pancabudi.ac.id <p style="text-align: justify;">Era perkembangan akses informasi tidak terbatas (revolusi industri 4.0) mencerminkan kemudahan dalam bertransaksi ekonomi di kehidupan sehari-hari. Salah satunya penggunaan pada uang elektronik dan dompet digital oleh masyarakat Indonesia. Kebijakan physical distancing yang menuntut pembatasan interaksi sosial semakin mendorong masyarakat beralih pada sistem pembayaran digital. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis pilihan masyarakat dalam penggunaan e-wallet (ShopeePay, OVO, Gopay, Dana, LinkAja) di masa pandemi Covid-19 terhadap peluang dan tantangan. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif studi literatur dapat diketahui bahwa pada tahun 2020 nilai transaksi e-commerce di Indonesia semakin meningkat dan yang menjadi pilihan masyarakat menggunakan e-wallet karena memiliki 3 keuntungan diantaranya (1) praktis dan efisien; (2) banyak promo, diskon, dan cashback; (3) Aman. Sehingga direkomendasikan kepada pemerintah untuk mendukung usaha atau industri kecil dalam negeri yang dapat berperan sebagai e-commerce dalam membantu aktivitas ekonomi di masa pandemi yang mana nantinya metode sistem pembayaran digital e-wallet tetap berjalan baik di desa maupun kota dan pada akhirnya mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi.</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/206 Pelatihan Daring Goal Setting dan Motivasi Berprestasi Akademik 2021-05-31T11:45:19+00:00 Reza Rahma Yuliany reza.rahmayuliany@student.upj.ac.id Veronica Anastasia Melany Kaihatu veronica.kaihatu@upj.ac.id <p style="text-align: justify;">Prestasi mahasiswa berperan penting bagi kehidupan mahasiswa maupun perguruan tinggi, mulai dari pelaksanaan aktivitas perkuliahan, pengembangan ilmu sampai dengan peluang kerja lulusan. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi mahasiswa adalah motivasi berprestasi akademik. Motivasi berprestasi muncul dan berkembang karena dilatih, ditingkatkan, dan dikembangkan, salah satunya dengan goal setting. Namun, pelatihan jenis ini biasanya dilakukan secara tatap muka langsung, yang tidak dapat dilakukan selama pandemi Covid-19 berlangsung. Penelitian kuasi eksperimental ini menjalankan pelatihan goal setting secara daring dengan tujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menentukan penetapan tujuan yang ingin dicapai dan meningkatkan semangat untuk mencapai tujuan sehingga pada akhirnya meningkatkan motivasi berprestasi. Dimensi-dimensi pelatihan yang diberikan mencakup tangible rewards, tanggung jawab terhadap masa depan, karakteristik goal setting, goal stress dan goal achievement dan kegiatan pelatihan bersifat interaktif antara peserta dengan fasilitator. Subjek penelitian adalah 30 mahasiswa yang datang dari program studi Akuntansi, Manajemen, Psikologi, Ilmu Komunikasi, Desain Produk, Desan Komunikasi Visual, Sistem Informasi, Informatika, Teknik Sipil dan Arsitektur. Mereka berada pada tahun pertama, kedua dan ketiga, namun semua memiliki indeks prestasi kumulatif di bawah 3,00. Desain penelitian adalah one-group pretest-posttest design sehingga tidak ada perbandingan dengan kelompok kontrol. Capaian pelatihan oleh kelompok dihitung secara terpisah untuk memastikan bahwa materi pelatihan telah dipahami oleh para peserta. Teknik analisis penelitian menggunakan paired-samples t-test dengan hasil analisis menunjukkan nilai t ¬17.392, &gt; 2.756 dari t tabel, yang berarti ada peningkatan motivasi berprestasi akademik mahasiswa sesudah mengikuti pelatihan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelatihan goal setting yang dilaksanakan secara daring dapat meningkatkan motivasi berprestasi akademik pada mahasiswa.</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## http://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/210 Pengaruh Religiusitas dan Dukungan Sosial terhadap Resiliensi Keluarga Terdampak Covid-19 2021-06-02T12:26:44+00:00 Elmy Bonafita Zahro elmy.bonafita@unusia.ac.id Dina Mardiani mardiana.dm4@gmail.com Hikma Aulia auliahikma194@gmail.com Ulfah Siti Khodijah ulfah6800@gmail.com <p style="text-align: justify;">Pandemi Covid-19 telah berkembang pesat mempengaruhi keluarga Indonesia, khususnya provinsi DKI Jakarta dengan kasus tertinggi yaitu 25.4% (<a href="https://covid19.go.id/peta-sebaran">https://covid19.go.id/peta-sebaran</a>) dan beberapa daerah penyangga ibukota seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Dampak dari situasi krisis ini dirasakan hampir di segala aspek kehidupan, seperti bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan, sosial, politik, dan psikologis. Hampir satu tahun masa pandemi, seluruh anggota keluarga lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan dituntut bersama-sama menghadapi situasi krisis. Kemampuan keluarga sebagai sistem untuk bertahan dan pulih kembali dari masa-masa sulit disebut sebagai resiliensi keluarga (Walsh, 2016). Walsh (2003) berpendapat bahwa sistem keyakinan, pola organisasi, dan pola komunikasi berperan penting dalam pembentukan resiliensi keluarga. Dengan budaya masyarakat Indonesia yang kolektivis, dukungan sosial diasumsikan menjadi bagian penting dalam hidup. Begitu pula aspek religiusitas juga merupakan nilai yang dipegang oleh masyarakat Indonesia sebagai negara ber-Ketuhanan. Peneliti berkeinginan untuk mengetahui pengaruh religiusitas dan dukungan sosial terhadap resiliensi keluarga yang terdampak covid-19. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur religiusitas adalah <em>The Big Four Basic Dimension Religious Scale </em>atau BDR (Saraglou, 2011), dukungan sosial menggunakan <em>The Multidimensional Scale of Perceived Social Support </em>atau MSPSS (Zimet, Dahlem, Zimet &amp; Farley, 1988), dan <em>The Walsh Family Resilience Quessionaire</em> atau WFRQ (Walsh, 2016) untuk mengukur resiliensi keluarga yang seluruhnya diadaptasi dalam Bahasa Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah individu yang terdampak covid-19 berusia 20-40 tahun dan berdomisili di Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (N=143) dengan desain non-eksperimental. Analisis statistik yang digunakan adalah <em>simple regression</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh religiusitas dan dukungan sosial yang signifikan sebesar 27.3% (sig. ≥ 0.05) terhadap resiliensi keluarga terdampak covid-19. Dukungan sosial berkontribusi sebesar 15.7% (sig. ≥ 0.05) dan religiusitas berkontribusi sebesar 11.6% (sig. ≥ 0.05) terhadap resiliensi keluarga terdampak covid-19.</p> 2021-06-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement##