Persoalan Perkembangan dan Kesehatan Mental Anak Usia 6-12 Tahun Pada Masa Pandemi COVID-19: Analisis Hasil-hasil Penelitian Lintas Budaya
Abstract
Covid-19 telah membawa banyak perubahan pada tatanan kehidupan manusia di seluruh penjuru dunia. Pandemi yang sudah berlangsung selama kurang lebih satu tahun ini secara tidak langsung menyebabkan berbagai gejolak, salah satunya adalah kesehatan mental anak. Pemerintah berupaya menghentikan penyebaran Covid-19 dengan memberlakukan beberapa kebijakan seperti belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah. Kebijakan ini tentu mengejutkan masyarakat tak terkecuali bagi anak dalam usia 6-12 tahun (middle childhood) yang pada dasarnya di usianya saat ini, mereka sangat membutuhkan interaksi sosial dengan lingkungan sekitarnya. Dengan ruang gerak yang serba dibatasi kesehatan mental akan menurun. Terlebih lagi situasi ekonomi dan fasilitas yang terbatas dalam menunjang pembelajaran dari rumah akan membuat anak merasa cemas, stress, dan depresi. Tujuan dari penulisan ini adalah ingin mengupas lebih dalam mengenai kesehatan mental anak pada tahap Middle Childhood di masa pandemi Covid-19 dilihat dari fungsi-fungsi perkembangan fisik, kognitif, psikososial dan emosi yang terjadi di berbagai negara. Sistem ekologi yang melingkupi anak seperti yang dikemukakan Bronfenbrenner menunjukkan bahwa pengalaman takut, cemas, stress, dan kesepian orang tua dan masyarakat akan mempengaruhi kesejahteraan psikologis anak-anak usia 6-12 tahun ini. Pada bagian akhir tulisan, penulis menawarkan langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan keluarga sebagai unit terpenting dan terdekat anak untuk menjaga kesehatan mental anak dalam kaitannya dengan budaya Indonesia.