Kemampuan Resiliensi Individu dalam Menghadapi Psychological Distress Siswa-Siswi SMA Jakarta di Masa Pandemi Covid-19
Abstract
Perubahan proses pembelajaran di sekolah semasa pandemik Covid-19 diduga menyebabkan stres dan depresi hingga memicu adanya kasus bunuh diri bagi siswa-siswi peserta didik. Berdasarkan catatan KPAI (2020), terdapat beberapa kasus bunuh diri yang diduga disebabkan oleh depresi karena kesulitan menghadapi banyaknya tugas sekolah daring. Peserta didik membutuhkan kekuatan dalam diri yang mampu menjadi tameng untuk mengurangi dampak stress yang dialami, salah satunya adalah faktor resiliensi diri. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi individu dengan psychological distress. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat psychological distress terhadap kelompok siswa yang memiliki resiliensi tinggi dan resiliensi rendah pada masa pandemi covid-19. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui desain penelitian korelasional dan uji beda independent sample t-test. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Jakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 500 sampel. Alat ukur konstruk resiliensi yang digunakan yaitu Connor Davidson Resilience Scale (CD-RISC) (Davidson, 2003) dan alat ukur psychological distress yang digunakan yaitu HSCL-25 (Hopkins Symptom Checklist-25) (Sandanger 1999). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara resiliensi individu dengan psychological distress pada siswa-siswi SMA Jakarta dengan arah yang negative (r = -0.215. LOS 0,05). Selain itu hasil penelitian juga menunjukan bahwa terdapat perbedaan skor psychological distress yang signifikan antara siswa-siswi SMA Jakarta yang memiliki tingkat resiliensi tinggi dan resiliensi rendah