Dinamika Sosial Budaya Komunitas Pedagang Kelontong Madura di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan
Abstract
Dinamika sosial budaya dalam aktifitas ekonomi pada komunitas pedagang kelontong Madura di Pamulang menunjukkan bahwa orang Madura dalam melakukan kegiatan atau aktifitas tertentu tidak lepas dari unsur keagamaan dan budaya yang mereka miliki. Pemahaman nilai tentang rezeki yang tidak akan tertukar dan sudah diatur oleh Tuhan nyatanya tidak lagi dipakai sebagai dogma dalam melakukan mobilitas. Sehingga munculnya dinamika yang terjadi dalam komunitas ini menjadi latar belakang penelitian ini. Fokus penelitian ini mengarah pada (1) dinamika sosial budaya dalam aktivitas ekonomi, (2) mekanisme-mekanisme untuk mempertahankan eksistensi dan solidaritas etnis di konteks kehidupan urban sekarang ini. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui 3 cara yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Teknik pengecekan penelitian menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pedagang kelontong Madura di Kecamatan Pamulang tetap menjaga nilai solidaritas etnis yang mereka miliki. Adanya aturan operasional warung kelontong yang berlaku tidak sampai mereduksi nilai solidaritas sebagai kesatuan etnis pedagang Madura. Resiko terhadap pedagang yang melanggar kesepakatan nilai yang berlaku membentuk hukum atas penghakiman pelanggar tersebut. Sebagaimana menurut Durkheim bahwa hukum yang berlaku dalam masyarakat mekanik dan organik adalah hukum represif dan restitutif. Namun realitasnya, kedua hukum tersebut sama-sama berlaku dalam komunitas pedagang kelontong Madura di Pamulang.References
A. Latief Wiyata. 2002. Carok, Konflik Kekerasan Dan Harga Diri Orang Madura. Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS).A Latief Wiyata. 2013. Bidik-Phronesis Publishing Mencari Madura. Jakarta: Bidik-Phronesis Publishing.Doyle Paul Johnson. 1986. Teori Sosiologi :Klasik Dan Modern. Cet. 1. Jakarta: Gramedia.Emile Durkheim. 1964. The Division of Labor in Society. New York: Free Press.Helene Bouvier. 2002. Lebur: Seni Musik Dan Pertunjukan Dalam Masyarakat Madura. edited by J. C. Rahayu S. Hidayat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.Huub De Jonge. 1989. Madura Dalam Empat Zaman : Pedagang, Perkembangan Ekonomi, Dan Islam. xxvi. Jakarta: PT. Gramedia.Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, UI.Kuntowijoyo. 2017. Perubahan Sosial Dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-1940.Cetakan I. Yogyakarta: Ircisod.Muhammad Sajjad Kabir. 2018. Methods of Data Collection. Bangladesh: Book Zone Publication.Sunarto HS. 1985. Penduduk Indonesia Dalam Dinamika Migrasi 1971-1980.Subagyo Adam. 1995. Pola Migrasi Masyarakat Madura Dan Masyarakat Bawean. Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas Airlangga.Syamsuddin, Muh. 2018. “Orang Madura Perantauan Di Daerah Istimewa Yogyakarta.” Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama 18(1):1. doi: 10.14421/aplikasia.v18i1.1378.Wafiruddaroin, Rezeky | 129DOI: 10.47776/MJPRS.003.02.05
Published
2022-12-31
Section
Articles

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.